Senin, 14 Juli 2014

BOTOL SEBAGAI PENDUKUNG PONDASI GEDUNG

BOTOL SEBAGAI PENDUKUNG PONDASI GEDUNG
(Ester Dwijunita Simanjuntak, ST, Fasilitator Teknik Kec. Bantan)

Botol merupakan benda yang mudah pecah dan tidak bernilai setelah selesai digunakan, lebih sering menjadi barang rongsokan atau menjadi penghuni lubang sampah. Tapi siapa sangka barang yang mudah pecah dan tidak bernilai itu ternyata bisa dijadikan sebagai bahan alternatif pondasi bangunan gedung sederhana. Botol bisa ternyata mampu menahan berat atau beban bangunan agar bangunan tersebut tidak turun. Seperti itulah selama ini yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis setiap kali membangun gedung sekolah ataupun rumah.
 
Tidak heran jika dalam pelaksanaan pembangunan gedung TK Pelita Hati yang didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan TA. 2014 di Desa Bantan Tengah terdapat ratusan botol kosong yang disusun sedemikian rupa ketika pelaksanaan pekerjaan pembuatan pondasi. Hal ini sekilas akan terlihat aneh jika kita tidak memahami apa fungsi dari botol-botol tersebut. Untuk apa gunanya barang tidak bernilai tersebut disusun sedemikian rupa di pondasi bangunan yang akan dilakukan pengecoran. Kenapa harus botol? Tentu itu pertanyaan yang muncul di benak kita.

Botol berfungsi untuk menahan beban agar pondasi utama tidak turun dikarenakan kondisi  tanah lunak/gambut. Hal ini dikarenakan botol bisa menampung udara yang menjadikan kekuatan penahan. Sebelum dilakukan pengecoran di lantai kerja atau pengecoran dasar, botol dimasukkan ke dalam tanah dengan cara ditekan dan posisi kepala botol menghadap kebawah sampai hampir seluruh botol tenggelam dan disisakan sekitar 2,5 cm. Disisakan 2,5 cm ini tujuannya supaya botol yang dimasukkan ke dalam tanah tadi bisa menyatu dengan pondasi dasar atau biasa disebut oleh Tim Pengelola Kegiatan(TPK) nya sebagai lantai kerja. Botol disusun secara zig-zag di hamparan pondasi, sementara untuk tapak pondasi botol disusun lurus berbaris di keseluruhan tapak pondasi disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk tapak pondasi ukuran 50 cm x 50 cm biasanya diperlukan sekitar 20 buah botol.
 
Setelah botol dimasukkan ke dalam tanah, disusun sedemikian rupa dan disisakan sekitar 2,5 cm barulah kemudian dilakukan pengecoran dasar di pondasi atau pengecoran lantai kerja. Dengan disisakannya badan botol 2,5 cm itu maka botol akan menyatu dan melekat kuat dengan cor dasar. Setelah pengecoran dasar kering barulah dibuat pondasi tapaknya. Jadi botol dalam hal ini berfungsi sebagai pondasi dasar sebelum dilakukan pengecoran pondasi yang sebenarnya. Artinya pengecoran dasar yang dilakukan di lantai kerja pondasi, botol-lah yang berfungsi sebagai penahan dibawahnya.

Itulah kenapa dalam pembangunan TK Pelita Hati di Desa Bantan Tengah botol dijadikan sebagai pondasi awal dikarenakan fungsinya yang sagat luar biasa. Disamping itu botol juga bisa bertahan lebih lama dibandingkan dengan kayu yang lebih mudah lapuk termakan tanah. Kecuali untuk daerah rawa yang memiliki kandungan air yang tinggi maka kayulah yang lebih bagus digunakan. Dalam pembangunan gedung TK Pelita Hati ini botol merupakan swadaya dari masyarakat yang dikumpulkan kemudian digunakan sebagai pondasi awal pembangunan. Barang yang dianggap tidak bernilai dan tidak bermanfaat ini, ternyata bagi masyarakat Desa Bantan Tengah memiliki manfaat yang sangat besar. Bagi mereka yang kreatif, barang yang tidak bernilai sekalipun bisa bernilai tinggi dan berdaya guna (Edited By Bambang Tekno).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar